Agama Masyarakat Batak
Halaman 1 dari 1
Agama Masyarakat Batak
AGAMA BATAK (UGAMO BATAK)
Sebelum masuknya agama-agama ke Tanah Batak (pra 1820-1850), masyarakat Batak mempunyai kepercayaan religi tertentu yaitu Malim sebagai ugamo Batak (agama Batak). Penganut “Malim” disebut “Parmalim” (kaum alim/saleh). Agama ini bukan “Parbaringin”, karena sebutan Parbaringin adalah untuk pendeta penyelenggara ritual pertanian; dan bukan si Pelbegu/Pelebegu (Pel/Pele = memberi sajen, begu=roh).
Agama “Malim” percaya dan menyembah Ompu Mulajadi Na Bolon (Sang Maha Pencipta. Mulajadi=Pencipta, Na Bolon= Sang Akbar/Maha Besar). Ompu Mulajadi Na Bolon sebagai Debata (Tuhan) yang menciptakan semesta raya, bumi beserta isinya, termasuk manusia. Menurut “Parmalim,” Ompu Mulajadi Na Bolon sebagai penguasa tertinggi di jagad raya, yang tidak bermula dan tidak berakhir (Na so marmula jala Na so marujung), bertahta di tempat maha tinggi di langit yang tertinggi (hundul di tatuan, di ginjang ni ginjangan, di langit ni langitan).
Agama Malim: mewajibkan ritual “mangorom” (puasa/saum) pada waktu tertentu berdasarkan parhalaan(penanggalan/kalender Batak, menurut perhitungan peredaran bulan mengelilingi bumi); mengharamkan (subang)mengkonsumsi daging hewan yang tidak disembelih (bangkai hewan), daging babi atau anjing dan darah.
Saat ini Malim atau Parmalim disebut sebagai "Aliran Kepercayaan Batak"
AGAMA BATAK (UGAMO BATAK) II
Agama asli Batak adalah Malim *), sebagai agama yang dianut oleh Raja Sisingamangaraja di Bakara. Kepercayaan ini masih hidup ditengah pengikutnya, meskipun di tempat asalnya di Bakara sudah jarang dijumpai **). Agama Malim percaya dan mengakui Allah Yang Esa, yaitu Ompu Mulajadi Nabolon sebagai Sang Maha Pencipta, Khalik dan Sang Penjadi Semesta. ***)
Raja Sisingamangaraja yang dikenal dengan kesaktiannya dalam berbagai catatan sejarah dan kisah kehidupannya sebelum bertindak senantiasa terlebih dahulu memohon kepada Ompu Mulajadi Nabolon, sehingga terjadilah mukjizat, seperti pada cerita asal mula terjadinya air terjun "Aek Sipangolu" di Bakara. ****)
Kepercayaan kepada Ompu Mulajadi Nabolon ini telah ada sejak Raja Gumeleng-Geleng (Raja Uti). Saat lahir, wujudnya tidak sempurna, tidak mempunyai kaki dan tangan, tetapi tekun beribadah kepada Ompu Mulajadi Na Bolon. Berkat ketulusan hatinya, yang putih suci, murni tidak ternoda, atau “na puti sohaliapan na puti sohapupuran, doanya terjawab dan ia dapat bersalin rupa menjadi manusia sempurna. Raja Uti, disebut sebagai Raja Hatorusan, “hatorusan patik dohot uhum”, Raja na pitu hali malim, na pitu hali solam yakni Raja Utusan, yang tujuh kali alim dan tujuh kali soleh, yang membawa wahyu untuk memberikan pengajaran kepada umat keturunan Batak di bidang hukum dan aturan yang berasal dari Ompu Mulajadi Nabolon.*****).
Amanah ini kemudian diteruskan kepada keponakannya Sisingamangaraja menjadi generasi berikutnya "Raja Hatorusan, hatorusan ni Debata, hatorusan ni sombaon, hatorusan ni patik dohot uhum." Sebagai penerima wahyu dan utusan Ompu Mulajadi Nabolon untuk menata dan menjaga kehidupan masyarakat yang tertib dan beradab, mewakili segala yang dihormati, penegak peraturan dan hukum. Sebagai Raja na pitu hali malim na pitu hali solam, sebagai pemimpin religi, seorang Raja yang tujuh kali alim dan tujuh kali saleh.******)
Dari cerita tersebut dapat dilihat nilai-nilai ajaran, sifat dan suri tauladan Leluhur Batak yang alim dan saleh bahwa "segala sesuatu yang dimohonkan dengan iman, kesungguhan dan ketulusan hati akan menjadi mukjizat nyata atas izin Tuhan Yang Maha Kuasa.”
Sebelum masuknya agama-agama ke Tanah Batak (pra 1820-1850), masyarakat Batak mempunyai kepercayaan religi tertentu yaitu Malim sebagai ugamo Batak (agama Batak). Penganut “Malim” disebut “Parmalim” (kaum alim/saleh). Agama ini bukan “Parbaringin”, karena sebutan Parbaringin adalah untuk pendeta penyelenggara ritual pertanian; dan bukan si Pelbegu/Pelebegu (Pel/Pele = memberi sajen, begu=roh).
Agama “Malim” percaya dan menyembah Ompu Mulajadi Na Bolon (Sang Maha Pencipta. Mulajadi=Pencipta, Na Bolon= Sang Akbar/Maha Besar). Ompu Mulajadi Na Bolon sebagai Debata (Tuhan) yang menciptakan semesta raya, bumi beserta isinya, termasuk manusia. Menurut “Parmalim,” Ompu Mulajadi Na Bolon sebagai penguasa tertinggi di jagad raya, yang tidak bermula dan tidak berakhir (Na so marmula jala Na so marujung), bertahta di tempat maha tinggi di langit yang tertinggi (hundul di tatuan, di ginjang ni ginjangan, di langit ni langitan).
Agama Malim: mewajibkan ritual “mangorom” (puasa/saum) pada waktu tertentu berdasarkan parhalaan(penanggalan/kalender Batak, menurut perhitungan peredaran bulan mengelilingi bumi); mengharamkan (subang)mengkonsumsi daging hewan yang tidak disembelih (bangkai hewan), daging babi atau anjing dan darah.
Saat ini Malim atau Parmalim disebut sebagai "Aliran Kepercayaan Batak"
AGAMA BATAK (UGAMO BATAK) II
Agama asli Batak adalah Malim *), sebagai agama yang dianut oleh Raja Sisingamangaraja di Bakara. Kepercayaan ini masih hidup ditengah pengikutnya, meskipun di tempat asalnya di Bakara sudah jarang dijumpai **). Agama Malim percaya dan mengakui Allah Yang Esa, yaitu Ompu Mulajadi Nabolon sebagai Sang Maha Pencipta, Khalik dan Sang Penjadi Semesta. ***)
Raja Sisingamangaraja yang dikenal dengan kesaktiannya dalam berbagai catatan sejarah dan kisah kehidupannya sebelum bertindak senantiasa terlebih dahulu memohon kepada Ompu Mulajadi Nabolon, sehingga terjadilah mukjizat, seperti pada cerita asal mula terjadinya air terjun "Aek Sipangolu" di Bakara. ****)
Kepercayaan kepada Ompu Mulajadi Nabolon ini telah ada sejak Raja Gumeleng-Geleng (Raja Uti). Saat lahir, wujudnya tidak sempurna, tidak mempunyai kaki dan tangan, tetapi tekun beribadah kepada Ompu Mulajadi Na Bolon. Berkat ketulusan hatinya, yang putih suci, murni tidak ternoda, atau “na puti sohaliapan na puti sohapupuran, doanya terjawab dan ia dapat bersalin rupa menjadi manusia sempurna. Raja Uti, disebut sebagai Raja Hatorusan, “hatorusan patik dohot uhum”, Raja na pitu hali malim, na pitu hali solam yakni Raja Utusan, yang tujuh kali alim dan tujuh kali soleh, yang membawa wahyu untuk memberikan pengajaran kepada umat keturunan Batak di bidang hukum dan aturan yang berasal dari Ompu Mulajadi Nabolon.*****).
Amanah ini kemudian diteruskan kepada keponakannya Sisingamangaraja menjadi generasi berikutnya "Raja Hatorusan, hatorusan ni Debata, hatorusan ni sombaon, hatorusan ni patik dohot uhum." Sebagai penerima wahyu dan utusan Ompu Mulajadi Nabolon untuk menata dan menjaga kehidupan masyarakat yang tertib dan beradab, mewakili segala yang dihormati, penegak peraturan dan hukum. Sebagai Raja na pitu hali malim na pitu hali solam, sebagai pemimpin religi, seorang Raja yang tujuh kali alim dan tujuh kali saleh.******)
Dari cerita tersebut dapat dilihat nilai-nilai ajaran, sifat dan suri tauladan Leluhur Batak yang alim dan saleh bahwa "segala sesuatu yang dimohonkan dengan iman, kesungguhan dan ketulusan hati akan menjadi mukjizat nyata atas izin Tuhan Yang Maha Kuasa.”
Similar topics
» Masyarakat Batak
» (Video Batak) Batak Kids Mossak / Silat Batak
» Silsilah dan Sejarah Marga Batak dari Raja Batak
» Bangsa Batak - Tarombo Batak
» Ulos Batak
» (Video Batak) Batak Kids Mossak / Silat Batak
» Silsilah dan Sejarah Marga Batak dari Raja Batak
» Bangsa Batak - Tarombo Batak
» Ulos Batak
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
|
|
Wed Jul 30, 2014 11:44 am by asinabutar
» Cara Hack Char PB Orang Lain
Sun Feb 17, 2013 12:49 pm by Admin
» Cara Hack Char PB Orang Lain
Sun Feb 17, 2013 12:36 pm by Admin
» Pusaka Batu Hobon
Fri Feb 15, 2013 10:06 am by Admin
» (Video Batak) Batak Kids Mossak / Silat Batak
Fri Feb 15, 2013 9:51 am by Admin
» Guru Saman - Jagoan Batak dari Karo
Fri Feb 15, 2013 9:46 am by Admin
» Ilmu Spiritual Batak
Fri Feb 15, 2013 9:37 am by Admin
» Pedang Batak Karo
Fri Feb 15, 2013 9:32 am by Admin
» Orang Batak Keturunan Yahudi?
Fri Feb 15, 2013 9:24 am by Admin